Sunday, December 29, 2013

Labu Kuning

 

Labu kuning atau waluh (bahasa Jawa) sejatinya adalah salah satu jenis buah yang tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Tapi di Tanah Air, buah ini belum menjadi favorit sebagaimana terjadi di Eropa dan Amerika. Padahal, buah ini punya kandungan gizi yang syarat manfaat bagi kesehatan tubuh manusia, produk-produk olahannya juga berpotensi ekonomis tinggi.

Waluh, begitu orang Jawa menyebut buah yang tergolong sayuran ini. Sebagai sumber pangan, labu, begitu nama lainnya, tidaklah asing bagi masyarakat kita. Kendati pengolahannya masih sebatas itu saja. Padahal, buah dari tanaman merambat ini juga sumber serat kaya manfaat, terutama bagi kesehatan. Jadi, bukan sekadar memberi peragaman menu dapur. 

Telah banyak bukti diungkap oleh para pakar gizi dan kesehatan tentang manfaat pumpkin, begitu orang bule menyebutnya, bagi kesehatan, seperti mengobati tekanan darah tinggi, arterosklerosis (penyempitan pembuluh darah), jantung koroner, dan diabetes mellitus (kencing manis), menurunkan panas, serta memperlancar pencernaan. Bahkan bisa pula untuk mencegah kanker.

Walau sepintas berasa “dingin”, tapi kandungan gizi buah yang bernama Latin Cucurbita moschata ini cukup beragam. Dalam setiap 100 gr labu kuning, namanya yang lain lagi, terkandung 34 kalori; 1,1 protein; 0,3 lemak; 0,8 mineral; dan 45 mg kalsium. Di samping juga serat, vitamin C dan vitamin A, serta air. Melihat kandungan gizinya yang sedemikian rupa, harap maklum bila olahan waluh sangat baik dikonsumsi dari anak-anak hingga orang tua. Apalagi, soal rasa tak perlu diragukan lagi.

Tapi, jika Anda melewati jalan raya antara Kota Salatiga - Kopeng, Kecamatan Getasan, Semarang pastilah sering menjumpai buah labu dalam ukuran besar teronggok di tepi jalan. Ketidakmampuan para petani mengolah buah labu menjadi produk makanan lain dan hanya menjualnya begitu saja membuat harga jualnya tidak tetap. Akibatnya, hasil panen buah labu seringkali hanya teronggok di tepi jalan menanti pembeli. Lebih buruk lagi, sebagian besar di antaranya hanya dijadikan makanan binatang ternak sapi.

No comments: